Cina, Akhirnya Sampai Juga!

membaca tulisan trinity sebelum travelling, ri jadi super parno menghadapi kejorokan di cina, khususnya toilettoilet di cina. ri sampe beli disposable toilet seat cover, tissue basah, tissue kering dan hand sanitizer. minum sesedikit mungkin sewaktu perjalanan utuk mencegah ke toilet. parno abis pokoknya.

pembuktian tentang hal tersebut dimulai. ri mengunjungi tiga daerah cina (sebut saja daerah) hong kong, xi'an dan beijing. dalam tulisan ini mari kita pisahkan hong kong dengan kedua daerah lainnya.

toilet.
toilet pertama yang ri hadapi di cina adalah toilet di terracotta warriors and horse di xi'an. sudah terbayang toilet super jorok dan ngga ada sekat ala tulisan trinity *mayes banet *_*, walaupun suasana tempat wisatanya -gedung dan kebun- sangat bersih dan modern, soalnya pada waktu di loket tiket, ri melihat anak kecil usia sekitar 2 tahun dengan celana bokong bolong persis yang digambarkan trinity dengan seenaknya 'dipipisin' ortunya di halaman tempat loket dengan santainya -petugas pada banyak tuh dan ga ada yang negur.

cuaca xi'an yang dingin memaksa ri untuk ke toilet. siap2 tutup hidung dan mata nih. tapi, apa yang terjadi? toiletnya bersih dan tidak bau! jauh lebih bersih malah dari tempat wisata di indonesia *for sure. ada pintu yang dapat tertutup dengan baik dan flush yang bekerja dengan semestinya pula. hanya tidak ada tissue di dalam ruang toilet *tenang, bawa tissue sendiri :D

kemudian toilet tempat wisata berikutnya yang ri gunakan adalah toilet di great mosque of xi an. sama halnya dengan toilet di terracotta warriors and horse, toiletnya rapi dan bersih :-)

toilet di temple selanjutnya adalah toilet di salah satu temple di beijinglama temple namanya. keadaannya sama, toiletnya bersih, yah ada lah yang tidak berfungsi dan ada 'pisang goreng' di salah satunya, tapi itu cuma satu-dua dari 10 toilet yang ada. selain itu bersih koq toiletnya, cuma agak sedikit bau karena mungkin hari itu national day, rame banget dan cuaca lumayan dingin jadi banyak banget orang yang berkunjung dan menggunakan toilet. toilet di cina -selain di bandara dan hotel- sejauh yang ri temui pada umumnya adalah toilet jongkok dengan flush injak. mungkin penduduk aslinya belum terbiasa dengan toilet duduk kali yah? dan selain di bandara, toilettoilet di tempat wisata yang ri temui jarang ada tissuenya. *kali suka dicuri makanya pengelolanya jadi malas kasi tissue hi hi hi

jangan pertanyakan lagi toilet di beijing capital international airport T3 dan xi an xianyang international airport (international terminal), sangat bersih. mungkin kalau di keberangkatan domestik toiletnya jorok kali yah? hi hi hi

tapi ada koq toilet jorok di cina yang ri temui :D

salah satu toilet di great wall -ri sih ga masuk- cuma ngeliat salah satu peserta tur masuk toilet yang rupanya aja uda menyeramkan -uda kebayang isinya gimana- doi sampe keluar dengan muka seribu warna dan memutuskan untuk ga jadi buang air kecil dan memilih untuk menahannya sampai di kota saking joroknya itu toilet :P

tapi yah ri perhatiin kalau *maaf* air seni orang cina lebih berbau, mungkin karena mereka sering banget minum teh kali yah *kalau di restoran cina pada umumnya minum teh berapa gelaspun gratis.

mengenai orang meludah. sumpah, sepanjang perjalanan ri selama 7 hari ri cuma menemukan satu orang cina saja yang suka meludah berkalikali. salah satu supir taxi di beijing yang sepanjang perjalanan berludah terus. yang lainnya? ngga ada. ri bahkan ke cina (beijing) pada waktu national day dimana objek wisata sedang ramairamainya dengan orang lokal (penduduk cina asli). ngga satupun yang ri lihat berdahak keras ataupun meludah sembarangan sejauh mata memandang, baik orang tua ataupun orang muda.

oya ri teringat. ini bukan mengenai orang meludah atw toilet sih, tapi makan! jadi sewaktu ri menginap di michael's house di beijing, jalan masuk menuju michael's house adalah berupa jalan beraspal kecil. di mulut jalan masuk, ada sebuah kaki lima yang menjual berbagai macam sate organ babi. kaki lima ini bukanya tiap malam, dan tiap malam ri jalan kaki melewati pedagang kaki lima itulah ri siapsiap tutup hidung. kenapa?

tidak seperti di bali, dimana kalau memasak babi disertai dengan berbagai macam daun wangi supaya bau daging masakannya engga anyir, bau masakan babi pedagang kaki lima tersebut sangat berbau babi! rasanya lebih tepat bila ri menggambarkan baunya ketika melintas di depannya seperti lewat kandang babi @_@ sepertinya penjualnya hanya merebusnya dengan air biasa tanpa diberi ramuan apaapa. dan orangorang cina (customer ituu) memakannya dengan santai di kursikursi + meja kecil yang disediakan di seberang jalannya. IYEW...

selain itu, rasanya ngga ada yang parahparah banget dari ceritacerita kejorokan cina sewaktu ri berkunjung ke sana, atau mungkin ri hanya sedang beruntung saja? :-) sukurlah kalau begitu

riri

Comments

Popular Posts